Starting Xi Pemain Muda Terbaik 2022

Sekarang Banyak Klub Inggris Yang Kaya

Selain itu, alasan lain mengapa pemain berpaspor Inggris harganya mahal yakni karena banyak klub-klub Liga Inggris sekarang memiliki kekayaan berlimpah berkat para investor asing. Klub-klub Inggris ini rata-rata lebih kaya daripada kesebelasan di liga lainnya. Karena popularitas yang luas, peringkat hak siar televisi, dan biaya pemasukan yang otomatis tinggi. Hal ini yang membuat kondisi finansial kesebelasan Inggris lebih kuat.

Semakin kuat kondisi finansial sebuah kesebelasan, akan membuat mereka tak segan mengucurkan lebih banyak uang. Misalnya saja, ketika kesebelasan seperti Chelsea atau Manchester City datang menanyakan harga pemain ke sebuah klub, hanya klub bodoh yang akan meminta sedikit uang pada mereka.

Artinya, jika ada klub yang memiliki pemain muda berbakat asal Inggris dan diincar oleh klub besar, pastinya mereka akan menaikkan harga seenak jidat. Sebab, klub tersebut tahu bahwa klub yang mengincar pemainnya tersebut sanggup memenuhi harga yang mereka inginkan.

Dari beberapa faktor itu semua intinya adalah, ketika faktor kekuatan media ditambah dengan faktor kebutuhan dan disempurnakan oleh faktor peraturan, maka nilai harga pemain Inggris yang sebenarnya tidak terlalu spesial bisa menjadi berubah di luar nalar. Dan tren itu sepertinya akan terus berlanjut.

https://youtu.be/Nkga_lOXn5M

Sumber Referensi : thethletic, sportskeeda, givemesport

Merupakan pemain terbaik Belanda di era 80-an, dan masuk dalam sejarah sebagai satu diantara pemain terbaik dunia. Dia sudah mencetak 300 gol sepanjang kariernya baik di klub maupun Timnas Belanda.

Pemain yang dijuluki si Angsa ini total mengemas 28 gol dari 54 pertandingan Iya ikut membantu Belanda memenangkan Piala Eropa 1988 di Jerman. Kejayaannya semakin lengkap van Basten menjadi pencetak gol terbanyak dengan 5 gol, bahkan satu golnya ke gawang Uni Soviet, turut masuk daftar gol terbaik sepanjang masa.

Marco van Basten secara individu pernah memenangi trofi pemain terbaik versi FIFA dan tiga kali pemain terbaik dunia. Dia juga sukses bersama klubnya di Ajax dan juga AC Milan, sebelum memutuskan pensiun di usia 30 tahun karena cedera.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Liga Primer Inggris musim 2022/2023 telah berakhir, dan para pemenang dan pecundang telah dikonfirmasi. Berikut 11 pemain yang masuk ke dalam Starting XI terburuk musim 2022/2023:

Penjaga gawang Illan Meslier (Leeds United)

Pemain bertahan: Clement Lenglet (Tottenham), Lyanco (Southampton), Harry Maguire (Manchester United), Marc Cucurella (Chelsea)

Gelandang: Kalvin Phillips (Manchester City), Jonjo Shelvey (Nottingham Forest), Stuart Armstrong (Southampton)

Penyerang: Richarlison (Tottenham), Kai Havertz (Chelsea), Pierre-Emerick Aubameyang (Chelsea)

Tidak ada tim yang kebobolan lebih banyak gol di Liga Primer musim ini dibandingkan Leeds United, dan Meslier mengalami musim yang sulit di bawah mistar gawang sehingga hal pertama yang dilakukan Sam Allardyce saat menjadi pelatih adalah mencadangkan sang pemain muda asal Prancis itu.

Chelsea telah mengalami musim yang buruk sehingga sejumlah pemain mereka dapat masuk ke dalam daftar pemain terburuk, namun Cucurella sangat mengecewakan mengingat biaya yang dikeluarkan untuk memboyongnya dari Brighton pada musim panas lalu adalah sekitar 55 juta Poundsterling.

Maguire tampil sangat buruk musim ini sehingga sang kapten Man United hampir tidak pernah bermain. Dia menjadi starter dalam dua pertandingan pertama Erik ten Hag sebagai pelatih - kekalahan dari Brighton dan Brentford - tetapi sejak itu hanya menjadi starter dalam tujuh pertandingan liga karena pelatih asal Belanda tersebut lebih memilih Lisandro Martinez, Raphael Varane, Victor Lindelof, dan Luke Shaw sebagai bek tengah.

Southampton mengakhiri musim di dasar klasemen dengan 25 poin, terpaut enam poin dari Leeds di peringkat 19. Banyak pemain the Saints yang seharusnya masuk dalam daftar pemain - hanya James Ward-Prowse yang benar-benar terbebas dari kritikan setelah musim yang sangat buruk - namun Lyanco dan Stuart Armstrong merupakan yang terburuk dari sekian banyak pemain yang buruk.

Phillips mengakhiri musim dengan meraih medali juara Premier League, namun tidak memberikan kontribusi yang berarti. Meskipun tiba di Manchester City dari Leeds dalam kesepakatan senilai 45 juta poundsterling pada musim panas lalu, gelandang Inggris ini hanya tampil sebagai starter dalam dua pertandingan liga sepanjang musim.

Sementara itu, Shelvey mengalami masa-masa yang tak terlupakan di Nottingham Forest setelah bergabung dari Newcastle pada bulan Januari. Ia tampil delapan kali - tidak pernah mencetak gol - dan menyumbangkan satu gol untuk Aston Villa dalam kekalahan 2-0 di Villa Park, juga berselisih dengan manajer Steve Cooper.

Pierre-Emerick Aubameyang hanya mampu mencetak satu gol di liga sepanjang musim, sementara rekan setimnya di Chelsea, Kai Havertz, tidak bernasib lebih baik. Chelsea finis di papan bawah klasemen untuk pertama kalinya sejak 1996 dan hanya mampu mencetak 38 gol dari 38 pertandingan - lebih sedikit dari Leicester dan Leeds, yang akan bermain di Championship musim depan.

Banyak yang diharapkan dari Richarlison setelah gol-golnya membuat Everton bertahan di divisi utama musim lalu, namun hal tersebut tidak berjalan dengan baik di Tottenham. Sang pemain asal Brazil hanya mencetak satu gol di liga dalam debutnya di Spurs yang akan selalu diingat karena pertengkarannya dengan mantan pelatih Antonio Conte.

Mereka juga kemasukan 63 gol musim ini, lebih banyak dari tim lain yang berada di 10 besar; Lenglet bukanlah satu-satunya pemain bertahan Spurs yang mengalami kesulitan, namun ia mengalami musim yang buruk setelah dipinjamkan dari Barcelona.

Copyright @ 2024 detikcom. All right reserved

Eksperimen terhadap Pratama Arhan sebagai wingback kanan dan Asnawi Mangkualam menjadi wingback kiri terbuka untuk tetap dilakukan oleh Shin Tae-yong.

Ketika Timnas Indonesia menang atas Myanmar, Asnawi baru bermain di babak kedua untuk menggantikan Alfriyanto Nico.

Dua gelandang di lini tengah dapat menjadi milik Victor Dethan dan Arkhan Fikri. Keduanya sama-sama bertipikal menyerang, namun Arkhan Fikri dapat mengemban tugas sebagai gelandang bertahan.

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pelatih Brasil Dorival Junior telah melangkah lebih awal dengan menyebutkan skuad sementara untuk Copa America bulan depan dan ada beberapa pemain yang absen – termasuk nama-nama bintang dari Arsenal, Manchester United dan Tottenham.

Dorival Junior memilih untuk menggunakan skuad 23 orang yang lebih ramping, meski diizinkan menyebutkan hingga 26 nama. Pasukan itu adalah sebagai berikut:

Kiper: Alisson (Liverpool), Bento (Athletico Paranaense), Ederson (Manchester City). Bek: Danilo (Juventus), Yan Couto (Girona), Guilherme Arana (Atletico Mineiro), Wendell (Porto), Lucas Beraldo (PSG), Eder Militao (Real Madrid), Gabriel Magalhaes (Arsenal), Marquinhos (PSG).

Gelandang: Andreas Pereira (Fulham), Bruno Guimaraes (Newcastle), Douglas Luiz (Aston Villa), Joao Gomes (Wolves), Lucas Paqueta (West Ham).

Penyerang: Endrick (Palmeiras), Evanilson (Porto), Gabriel Martinelli (Arsenal) , Raphinha (Barcelona), Rodrygo (Real Madrid), Savinho (Girona), Vinicius Junior (Real Madrid)

Kami tidak akan bermimpi untuk berdebat dengan beberapa dari pilihan tersebut, tetapi hal itu tidak menyisakan beberapa individu yang sangat berbakat.

Untuk menunjukkan hal itu, Planet Football telah mengumpulkan XI pemain brilian yang absen.

Memang benar, kita tidak memulai dengan awal yang paling seksi di sini, dengan tidak adanya banyak kiper hebat asal Brasil saat ini.

Selain pemain andalan Alisson dan Ederson, Neto dari Bournemouth adalah satu-satunya pemain Brasil yang bermain secara reguler di liga-liga besar Eropa musim ini.

Jangan bingung dengan bos lama Monaco, Leo Jardim ini dipanggil oleh Selecao untuk pertandingan persahabatan bulan Maret melawan Brasil dan Inggris menyusul cederanya Ederson, meskipun kiper Vasca da Gama berusia 29 tahun itu tetap belum bermain setelah gagal masuk ke tim utama. lapangan.

Mari kita hadapi itu. Tidak ada yang bisa mengalahkan Alisson atau Ederson dalam waktu dekat.

“Senang sekali mendengar Barcelona dan United 'mencintai' Anda,” kata Vanderson, seperti dilansir pers Brasil, pada bulan September lalu.

Sejak pindah ke Chelsea, dunia terasa gelap bagi striker 33 tahun ini. Dia tak lagi jadi andalan seperti yang pernah dilakoni kala memperkuat Arsenal dan Borussia Dortmund. Sejauh ini, Aubameyang baru mengemas sebiji gol bagi The Blues.

Sebenarnya, demi kepentingan transparansi, Carlos Vinicius dan Joe Gelhardt sama-sama berperingkat sedikit lebih rendah. Tetapi, Aubameyang-lah yang menempati posisi terburuk dari tiga nama tersebut.

Auba hanya mencetak satu gol di liga dengan warna biru Chelsea.

Mungkin kekecewaan terbesar dari keseluruhan kompetisi adalah Cristiano Ronaldo. Meski sudah berusia 39 tahun, superstar Portugal ini masih menetapkan standar yang sangat tinggi untuk dirinya sendiri dan, sebagai akibatnya, ia membiarkan dirinya dikritik ketika ia tidak mencapai standar tersebut.

Ronaldo memulai setiap pertandingan di Euro 2024 ketika Roberto Martinez menunjukkan kepercayaan yang luar biasa pada pencetak gol terbanyak dalam sejarah sepak bola. Sayangnya, penampilannya yang bak dewa di depan gawang tampaknya hanya tinggal kenangan karena ikon Manchester United dan Real Madrid itu gagal mencetak gol di luar adu penalti dan negaranya tersingkir di perempat final.

Serbia tercatat sebagai calon kuda hitam dengan daya tembak Aleksandar Mitrovic dan Dusan Vlahovic yang disuplai Dusan Tadic. Mitrovic mungkin merasa beruntung untuk melewatkan XI ini karena rekan serangnya telah termasuk dalam tiga penyerang tim 'terburuk' di Euro 2024. Keduanya gagal mencetak gol, tetapi penyerang Juventus itu mungkin sedikit lebih mengecewakan dalam penampilannya. tiga penampilan.

Romelu Lukaku mungkin merasa sedikit disayangkan untuk dimasukkan ke dalam tim ini karena pemain Belgia itu berhasil mencetak tiga gol selama babak grup. Namun, striker Chelsea itu terjebak offside pada ketiga kesempatan tersebut dan mengakhiri turnamen tanpa gol sah atas namanya. Dia diperkirakan akan bersaing dalam perebutan Sepatu Emas di kompetisi internasional ini, namun Lukaku tersanjung karena telah menipu dalam kampanye Belgia yang buruk.

Ibarat setelah makan di resto elit nan mewah, setelah itu tahu harganya sangat mahal, biasanya terbesit pikiran “kalau tau harganya mahal begini, tadinya makan di warteg saja bisa dapat 3 kali makan”. Seperti itulah umumnya restoran elit ketika mereka membandrol sajiannya dengan tawaran-tawaran menggiurkan.

Hal itulah yang persis menggambarkan harga para pemain Inggris sekarang ini di bursa transfer. Ibarat makanan mahal ala resto elit, walaupun rasanya mungkin sebelas dua belas sama warteg. Harga para pemain Inggris sekarang ini telah berubah.

Trennya menjadi mahal di bursa transfer. Lantas apa penyebabnya? Jawabannya sama seperti kenapa restoran elit itu harganya mahal. Ada beberapa faktor daya tarik yang menyertainya.

Faktor yang pertama terlihat jelas adalah media. Bagaimana seringnya pundit dan media-media Inggris terlalu menggembar-gemborkan para pemain Inggris. Kadang terkesan lebay dengan istilah “the next”. Seperti Andy Carroll ketika moncer di Newcastle, langsung dibilang “the next Alan Shearer”. Kemudian juga beberapa pemain yang secara performa dilebih-lebihkan seperti dulu ada Jack Wilshere, Danny Welbeck, dan masih banyak lagi. Dan lihat, mereka kini nasibnya kini seperti apa.

Akhir-akhir ini banyak ditemukan contoh kasus serupa seperti harga Jack Grealish yang ditebus dengan harga 100 juta pounds (Rp1,7 tirliun), kini di City mainnya seperti apa? Kemudian harga Sterling ketika dibeli City maupun kini dibeli Chelsea, harganya pun masih tergolong tinggi.

Belum lagi kapten abadi dunia akhirat Harry Maguire, Sancho, maupun Wan Bissaka ketika ditebus MU. Ramsdale dan Ben White yang ditebus Arsenal dari tim medioker dengan harga cenderung mahal. Ada juga Declan Rice yang dibandrol hingga 150 juta pounds (Rp2,6 triliun) meski sepi peminat. Memang sudah gila harga pasaran para pemain Inggris ini sekarang.

Memang, tak dipungkiri kualitas para pemain itu secara performa tak terlalu buruk-buruk amat. Bahkan dalam tim sebelumnya mampu berpengaruh besar. Dan tak jarang juga para pemain Inggris itu menjadi tulang punggung di klubnya. Namun tetap saja, mereka belum berada pada level untuk dihargai dengan nilai yang begitu tinggi.

Hal ini kadang berdampak pada pemain yang hanya “one season wonder” artinya hanya bermain bagus pada kurun waktu tertentu yang seketika menjadi buah bibir. Namun setelah itu tak tau kelanjutannya seperti apa.

Tentu faktor media bukan segalanya untuk mempengaruhi para pemain Inggris berharga mahal. Faktor lain yang menyertai ialah kebutuhan para klub-klub Inggris akan pemain berstatus “Homegrown Player”. Pemain yang masuk kriteria “Homegrown Player” adalah pemain berkebangsaan mana pun, tidak harus Inggris dan telah berada di klub yang terafiliasi dengan asosiasi sepakbola Britania Raya selama tiga tahun sebelum umur 21 tahun.

Jumlah “Homegrown Players” yang harus didaftarkan klub Inggris berjumlah 8 pemain dari total 25 pemain yang didaftarkan klub ke liga. Jika hanya ada 5 pemain saja, maka klub itu hanya bisa mendaftarkan pemainnya dengan total 22 pemain saja.

Aturan tersebut yang menjadikan kebutuhan akan pemain asli Inggris pun meroket. Peraturan ini sebenarnya cukup baik untuk memberdayakan pemain Inggris asli akademi agar bisa berkembang dan ikut bersaing di ketatnya kompetisi. Namun permasalahan yang terjadi adalah, kuota yang harus diisi oleh masing-masing tim sebanyak delapan pemain itu bukan jumlah yang sedikit.

Maka dari itu, sering para klub mengakalinya dengan menggunakan para pemain muda asli binaan yang belum matang sebagai penghangat bangku cadangan saja. Kalau semisal butuh untuk starting eleven, mereka biasanya akan mencari pemain Inggris yang kemampuannya sudah matang. Dan masalahnya, pemain seperti itu pasti sudah dibandrol mahal oleh klubnya karena tau banyak yang membutuhkannya.

Contohnya tim dengan banyak pemain asing adalah Manchester City. Maka klub kaya raya asal Manchester itu akan melakukan apa saja untuk mendapatkan pemain asli Inggris demi memenuhi kuota “Homegrown Player”. Terbukti Manchester City rela menggelontorkan uang dengan nominal besar untuk mendatangkan pemain seperti Sterling, Stones, Walker, Grealish maupun kini Kalvin Phillips.

Pemain Inggris Lebih Suka Main Di Negerinya Sendiri

Dari faktor “Homegrown Player, sebenarnya kita bisa melihat dampak lain yang menyertai, kenapa pemain Inggris itu harganya cenderung mahal. Kita lihat pada sisi kebetahan beberapa pemain Inggris bermain di liga negaranya sendiri. Bahkan kalau dilihat dari skuad timnas Inggris sekarang, mayoritas diisi oleh para pemain yang bermain di Liga Inggris.

Menengok Liga Inggris sendiri, kini notabene tak dipungkiri banyak dijajah para pemain top luar Inggris. Maka dari itu, preferensi dan status eksklusif para pemain Inggris terutama yang main di timnas sangat menjadi rebutan dan harganya pasti menjulang tinggi.

Pemain Inggris ini juga bisa dibilang terlalu betah bermain di negara sendiri. Faktanya, ada banyak pemain Inggris yang mencoba peruntungan di luar tanah Britania dan malah berujung flop. Ambil contoh, Michael Owen saat pindah ke Real Madrid.

Meskipun begitu, di era sekarang ini banyak juga yang bisa dikatakan berhasil, seperti Tomori, Smalling, Young, maupun Tammy Abraham yang merantau di Serie A. Itupun semua juga pemain reject dari Liga Inggris. Ditambah kualitas Serie A yang tentu saja berbeda dengan Liga Inggris.

Di Jerman pun dulu ada pemain seperti Owen Hargreaves, Jadon Sancho, maupun kini Jude Bellingham. Bahkan sekarang Bellingham dibandrol dengan harga yang tak masuk akal hingga ratusan juta pounds.